Tulisan
Tulisan kali ini saya
membahas jauh ke belakang. Saya akan menceritakan tentang suatu kaum yang telah
lahir dan Berjaya sebelum roma mencapai kejayaannya. Terletak di Negara Yunani,
suatu daerah yang terletak di sebelah selatan Negara Yunani, yaitu Sparta. Sparta
adalah nama daerah yang tadi telah dijelaskan merupakan bagian dari Negara Yunani,
dan dihuni oleh suatu kaum yang disebut Spartan.
Cara hidup kaum Spartan
sangatlah tegas. Ketika seorang anak telah mencapai umur baligh (sekitar umur
10 tahun) maka ia akan dilepas di alam liar dan mesti bertahan selama beberapa
waktu, mungkin sebulan, 6 bulan, setahun, yang jelas mereka akan dilepaskan di
alam liar dan kembali hidup-hidup. Sekembalinya mereka dari alam liar masih ada
tugas menanti mereka, mereka akan diutus untuk membunuh entah itu seseorang
ataupun beberapa orang yang telah ditentukan pimpinan mereka, dengan hanya
dibekali pisau dan mereka harus membunuh target yang telah ditentukan tanpa
ketahuan dan kembali ke Sparta dengan selamat. Setelah semua itu selesai maka
sang anak baru dianggap dewasa oleh kaumnya, dan akan diizinkan untuk ikut
berperang ataupun berburu bersama orang dewasa yang lainnya.
Hal tersebut di atas
menjelaskan betapa kuatnya daya hidup kaum Spartan dikarenakan mereka telah
mengalami banyak rintangan semenjak kecil. Dan ini merupakan nilai tambah bagi
kaum yang saya idolakan ini.
Dan diceritakan pula
bahwa kaum Spartan adalah kaum sangat berani dan sangat menjaga teman
seperjuangannya. Jika mereka bertempur maka mereka akan selalu berusaha
menempatkan diri di tengah peperangan, seakan hidup mereka hanya terdapat
didalam perang itu. Diceritakan suatu saat ketika sang pimpinan membawa serta
sekitar 300 orang Spartan dan mereka terjebak dan dikepung oleh musuh. Di depan,
samping, belakang, timur, barat, selatan, utara telah dipenuhi oleh musuh dan hamper
tidak ada kemungkinan menang. Sang pimpinan segera menginstruksikan kepada anak
buahnya untuk membentuk pertahanan Spartan. Pertahanan Spartan ialah pertahanan
yang terkuat yang saya ketahui saat zaman dahulu. Perisai yang telah mereka
desain sangat kuat dan besar sehingga mampu menutupi sbagian diri mereka. Jika mereka
hanya sendiri maka perisai ini tidak akan mampu menahan serangan. Tapi mereka
bersama-sama dan segera membentuk pertahanan berupa setengah lingkaran sesuai
instruksi pimpinan mereka. “Tangan kalian harus mampu menahan serangan dan
melindungi bahu saudara kalian”. Dengan demikian pertahanan mereka sangat
sempurna, dan hamper tak memiliki celah.
Beratus-ratus serangan
mereka mentahkan, beribu-ribu hantaman dapat mereka tahan, sekilas terlihat
mereka akan mampu memenangkan peperangan, akan tetapi mereka kalah juga pada
akhirnya. Bukan kalah karena musuh, akan tetapi mereka kalah dan mati akibat
rasa lapar yang tak tertahankan. Kematian prajurit-prajurit ini tidaklah
memutuskan semangat kaumnya yang masih berada di Spartan, akan tetapi makin
membuat semangat mereka membara.dan hal ini terus berlanjut hingga masa puncak
kejayaan mereka. Semangat saja memang tidak cukup. Pada dasarnya memang
peperangan dimenangkan tidak hanya oleh semangat, tetapi juga strategi dan peralatan
perang. Mereka kalah oleh pasukan Roma dikarenakan peralatan perang roma lebih
canggih dari yang mereka miliki, dan pihak pemerintahan (bukan prajurit) yang
telah korupsi dengan cara membocorkan strategi informasi mereka ke Negara musuh,
akhirnya Spartan turun dari puncak kejayaan yang telah dicapainya.
Kisah di atas sangatlah
menginspirasi saya, oleh karena itu saya memasukkan tulisan ini. Saya berharap
semangat kaum Spartan mampu mengilhami para pembaca blog ini dan membuat agar
mereka, bukan hanya mereka, tetapi kita dapat maju setelah terilhami oleh
cerita di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar