Jumat, 29 Juni 2012

kebudayaan itu apa ya?


Wah wah wah....akhirnya tiba juga saya membuat tulisan tentang kebudayaan yang benar-benar saya sulit pahami. Kenapa saya sangat sulit mamahaminya? Karena pembahasan tentang budaya tapi sangat lah sulit menjelaskannya. Jadi mari kita mulai dari manusia terlebih dahulu.
Manusia tak ada habisnya memerlukan dan bergantung pada hal-hal yang ada yang telah menyusun kehidupan manusia itu sendiri. Manusia bergantung pada harapan, pada tanggung jawab, pada keadilan, dan lain sebagainya dikarenakan manusia hidup sebagai mahluk sosial. Manusia tak hanya seonggok daging yang tak bisa apa-apa. Manusia memiliki tulang dan akal yang membantunya untuk mengembangkan kebudayaan yang mereka miliki.
Dan kebudayaan itu sendiri berasal dari kata budi dan daya. Yang artinya daya dan upaya manusia untuk membantu kehidupan manusia itu sendiri. Entah memabntu membuat otak jadi lebih fresh atau membantu manusia dalam kegiatan lainnya.
Di Bali sistem pengairan subak dibuat untuk mengatur ratanya air yang keluar agar pembagian air terjadi secara adil. Subak dibuat sebagai metode baru dari irigasi. Jika pada pengairan irigasi petani harus menanam padi sesering mungkin dengan mengabaikan kebutuhan petani lain, berbeda dengan subak yang mementingkan kebutuhan para petani-petaninya. Pengairan tersebut juga merupakan budi daya dari manusia yang ingin membuat hidupnya lebih mudah.
Tari-tari juga merupakan bentuk dari kebudayaan, silat pun begitu. Banyaknya tari di Indonesia merupakan wujud budi daya manusia juga terhadap keindahan wanita-wanita Indonesia. Gerak lemah gemulai yang ditarikan bukan berarti tidak apa-apa melainkan melambangkan gerak lemah lembutnya seorang wanita tapi jelas dan tegas terlihat dari tariannya.
Pengalaman yang akan saya ceritakan kali ini adalah ketika saya menghadiri resepsi  pernikahan saudara saya. Disana diadakan pula silat betawi yang merupakan satu dari sekian banyak kebudayaan asli betawi yang masih bertahan hingga saat ini. Gerakan sang pesilat sungguh terlihat tegas tapi berhati-hati yang kira-kira mempunyai maksud “saya akan memberi jalan masuk, tetapi sebelumnya hadapi dulu saya dan buat saya terkesan dengan silat anda”. Dan itu yang menjelaskan bahwa pada silat betawi yang diadakan pada pernikahan orang-orang betawi tidak ada yang mati terbunuh, dan selalu pesilat dari pengantin pria lah yang akhirnya menang. Padahal kayanya bakal seru tuh, bakal heboh pula kalo jagoan silat dari pengantin prianya kalah. ahahaha...kira-kira gimana ya kalo itu terjadi, bisa-bisa ga jadi masuk tuh pengantin prianya, trus acara resepsinya gagal deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar